Op-Amp (penguat oprasional)

Bagi yang belajar elektronika pastinya pernah mendengar istilah operational amplifier atau yang biasa kita sebut Op-Amp. Op-Amp sendiri merupakan suatu jenis penguat elektronika dengan sambatan (bahasa Inggris: couplingarus searah yang memiliki bati (faktor penguatan atau dalam bahasa Inggris: gain) sangat besar dengan dua masukan dan satu keluaran.  Penguat operasional pada umumnya tersedia dalam bentuk sirkuit terpadu dan yang paling banyak digunakan adalah seri 741.


gambar IC 741



SIMBOL Op-Amp


Prinsip kerja sebuah operasional Amplifier (Op-Amp) adalah membandingkan nilai kedua input (input inverting dan input non-inverting), apabila kedua input bernilai sama maka output Op-amp tidak ada (nol) dan apabila terdapat perbedaan nilai input keduanya maka output Op-amp akan memberikan tegangan output. Operasional amplifier (Op-Amp) dibuat dari penguat diferensial dengan 2 input. Sebagai penguat operasional  ideal , operasional amplifier (Op-Amp) memiliki karakteristik sebagai berikut :
-Impedansi Output (Z0) kecil= 0
-Impedansi Input (Zi) besar = ∞
-Band Width respon frekuensi lebar = ∞
-Penguatan Tegangan (Av) tinggi = ∞
-V0 = 0 apabila V1 = V2 dan tidak tergantung pada besarnya V1.
Karakteristik operasional amplifier (Op-Amp) tidak tergantung temperatur / suhu.



Rangkaian Dasar Operasional Amplifier (Op-Amp) Penguat Diferensial
rangkaian dasar op-amp,dasar op amp,operasional amplifier,rangkaian diferensial op amp,teori op amp,dasar op amp,definisi op amp,pengertian op amp


Pada penguat diferensial diatas terdapat dua sinyal masukan (input) yaitu V1 dan V2. Dalam kondisi ideal, apabila kedua masukan identik (Vid = 0), maka keluaran Vod = 0. Hal ini disebabkan karena IB1 = IB2 sehingga IC1 = IC2 dan IE1 = IE2. Karena itu tegangan keluaran (VC1 dan VC2) harganya sama sehingga Vod = 0. Apabila terdapat perbedaan antara sinyal V1 dan V2, maka Vid = V1 – V2. Hal ini akan menyebabkan terjadinya perbedaan antara IB1 dan IB2. Dengan begitu harga IC1 berbeda dengan IC2, sehingga harga Vod meningkat sesuai sesuai dengan besar penguatan Transistor. Untuk memperbesar penguatan dapat digunakan dua tingkat penguat diferensial (cascade). Keluaran penguat diferensial dihubungkan dengan masukan penguat diferensial tingkatan berikutnya. Dengan begitu besar penguatan total (Ad) adalah hasil kali antara penguatan penguat diferensial pertama (Vd1) dan penguatan penguat diferensial kedua (Vd2). Mode operasi dari sebuah operasional amplifier (Op-Amp) dapat diset dalam beberapa mode penguatan sebagai berikut.

Mode Loop Terbuka
Mode Loop Tertutup Op-Amp,op amp loob terbuka,rumus op amp open loop,penguatan op amp loop terbuka
Pada mode loop terbuka besarnya penguatan tegangan adalah tak berhingga (∞), sehingga besarnya tegangan output hampir dan bisa dikatakan mendekati Vcc. Expresi matematika pada penuat operasional mode loop terbuka adalahAv=\infty. Sehingga tegangan output ≈ Vcc.



Mode Loop Tertutup
Mode Loop Tertutup Op-Amp,op amp loop tertutup,penguatan op amp close loop,rumus op amp loop tertutup,penguatan tegangan op amp close loop
Pada mode loop tertutup besarnya penguatan tegangan (Av) adalah besar tetapi tidak mecapai nilai maksimalnya dan dapat dituliskan sebagai berikut. .
Av<Max



Mode Penguatan Terkendali
Mode Penguatan Terkendali Op-Amp,penguatan terganga op amp,rumus penguatan mode terkendali op amp,
Pada mode operasi penguatan terkendali besarnya penguatan dari operasional amplifier (Op-Amp) dapat ditentukan dari nilai resistansi feedback dan input. Sehingga nilai penguatan tegangan (Av) pada mode operasi ini dapat dituliskan sebgai berikut.
 Av=-\frac{Rf}{Rin}
















Cara Membaca Jangka Sorong

Berikut ini ilustrasi cara membaca pengukuran panjang suatu benda dengan menggunakan jangka sorong atau caliper (vernier caliper). Ketelitian sebuah jangka sorong adalah 0,01 cm atau 0,1 mm.

Perhatikan contoh gambar pengukuran dengan jangka sorong berikut!

Topik : Pengukuran - Jangka Sorong
Level : SMP - SMA

Buka rahang geser jangka sorong ke sebelah kanan untuk memudahkan memasukkan benda yang akan diukur.
Geser lagi rahang ke sebelah kiri dengan rapat agar mendapatkan hasil pengukuran yang optimal.
Ada dua angka NOL pada jangka sorong di bawah. Yang pertama pada skala atas (ujung kiri), yang kedua di baris bawahnya agak ke tengah.
Perhatikan garis pertama sebelum angka NOL yang bawah. setelah angka 1 adalah 1,1, kemudian 1,2, 1,3  dan seterusnya. Sehingga disini kita dapat angka 1,2.
Perhatikan garis yang berhimpit antara skala atas dan skala bawah, cari yang nyambung dengan lurus garis atas dan bawahnya. Di contoh didapat angka 6 atau sesungguhnya 0,06 .
Jumlahkan dua angka yang di dapat tadi.



Bagaimana Cara Penyajian atau Pelaporan Data pada Hasil Pembacaan Jangka Sorong?
Seperti telah disebutkan di atas, ketelitian jangka sorong atau skala terkecil jangka sorong adalah 0,01 cm. Misalkan dari sebuah pengukuran yang dilakukan diperoleh nilai panjang sebuah pelat besi adalah 1,48 cm. Angka ini, yang diperoleh dari hasil pengukuran tadi, masih dipandang sebagai nilai pendekatan saja. Jadi nilai "aslinya" panjang pelat besi berapa, belum tahu juga karena jika diukur dengan alat yang lebih teliti lagi akan diperoleh hasil yang berbeda.
Maka penyajian atau pelaporan datanya adalah :
(1,48 ± 0,005) cm

atau seperti berikut juga boleh, menyesuaikan jumlah desimal depan dan belakangnya:
(1,480 ± 0,005) cm

dan bukan seperti berikut:
(1,48 ± 0,01 ) cm

Jadi cara pelaporan data hasil pengukuran adalah:
 L  =  x  ±  Δ x 
Dimana x adalah hasil yang nampak di pengukuran kita, dengan Δx adalah ketidakpastiannya atau bahasa gampangnya kurang lebihnya, dimana Δx = 1/2 × ketelitian alat.

Sebagai contoh jangka sorong di atas, ketelitiannya atau skala terkecilnya adalah 0,01 cm, sehingga
Δ x = 1/2 × 0,01 cm = 0,005 cm.


Keselamatan dan Keshatan kerja(K3)
nama:arjun eka putra
nim:3211301002


DEFINISI K3

¢ K3 adalah sesuatu ilmu yang mempelajari penerapan guna mencegah dan meghindari sebuah kecelakaan dan menjaga kesehatan kerja dalam sebuah lingkungan kerja.
 
Secara umum keselamatan kerja dapat dikatakan sebagai ilmu dan penerapannya yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungan kerja serta cara melakukan pekerjaan guna menjamin keselamatan tenaga kerja dan aset perusahaan agar terhindar dari kecelakaan dan kerugian lainnya
ARTI LAMBANG

K3 memiliki lambang tersendiri. Yaitu sebuah palang di dalam roda bergerigi hijau sebelas di atas dasar putih.. Lambang itu pun ada maksudnya. 

1.Palang : bebas dari kecelakan dan sakit akibat kerja.
2.Roda gigi : bekerja dengan kesegaran jasmani dan rohani
 3.Warna putih : bersih, suci 
4.Warna hijau : selamat, sehat dan sejahtera 
5.Sebelas gerigi roda : 11 Bab dalam Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja   


¢Dalam pelaksanaannya K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan dan PAK yang pada akhirnya dapat meningkatkan sistem dan produktifitas kerja.

  Secara teoritis istilah-istilah bahaya yang sering ditemui dalam lingkungan kerja meliputi beberapa hal sebagai berikut :

--HAZARD

--DANGER
.--RISK
--INCIDENT
--ACCIDENT

¢HAZARD (Sumber Bahaya), Suatu keadaan yang dapat menimbulkan kecelakaan, penyakit, kerusakan atau menghambat kemampuan pekerja yang ada

¢

¢DANGER (Tingkat Bahaya), Peluang bahaya sudah taerjadi (kondisi bahaya sudah ada tetapi dapat dicegah dengan berbagai tindakan prventif.

¢RISK, prediksi tingkat keparahan bila terjadi bahaya dalam siklus tertentu
¢
¢INCIDENT, Munculnya kejadian yang bahaya (kejadian yang tidak diinginkan, yang dapat/telah mengadakan kontak dengan sumber energi yang melebihi ambang batas badan/struktur
¢
ACCIDENT, Kejadian bahaya yang disertai adanya korban



Dalam K3 ada tiga norma yang selalu harus dipahami, yaitu :

1.Aturan berkaitan dengan keselamatan dan kesehtan kerja

2.Di terapkan untuk melindungi tenaga kerja

3.Resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja


  Selain norma, K3 mempunyai Sasaran.     

Sasaran dari K3 adalah :

¢Menjamin keselamatan operator dan orang lain

¢Menjamin penggunaan peralatan aman dioperasikan

¢menjamin proses produksi aman dan lancar

Dalam kerja, kecalakaan tentu akan terjadi. Namun hal itu dapat terjadi dengan adanya K3
  

 
¢Dalam kerja, K3 sudah mewajibkan untuk ada alat keselamatan dalam bekerja. Alatnya berupa:

Safety Helmet 
Berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala secara langsung.

 
¢Sabuk Keselamatan (safety belt)
  Berfungsi sebagai alat pengaman ketika menggunakan alat transportasi ataupun peralatan lain yang serupa (mobil,pesawat, alat berat, dan lain-lain


¢  Sepatu Karet (sepatu boot)

Berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.

¢  Sepatu pelindung (safety shoes)

Seperti sepatu biasa, tapi dari bahan kulit dilapisi metal dengan sol dari karet tebal dan kuat. Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena tertimpa benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.
¢  Sarung Tangan

Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.

¢  Tali Pengaman (Safety Harness)

Berfungsi sebagai pengaman saat bekerja di ketinggian. Diwajibkan menggunakan alat ini di ketinggian lebih dari 1,8 meter.

 Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)

Berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja (misalnya mengelas

PERAN K3
  1. Setiap Tenaga Kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktifitas nasional. 
  1. Setiap orang yang  berbeda ditempat kerja perlu terjamin keselamatannya 
  1. Setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman dan efisien. 
  1. Untuk mengurangi biaya perusahaan jika terjadi kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja karena sebelumnya sudah ada tindakan antisipasi dari perusahaan
Syarat - Syarat K3
¢  Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan dari pada waktu kebakaran atau kejadian - kejadian lain yang berbahaya 
¢  Memberi pertolongan pada kecelakaan
¢  Mencegah dan mengurangi kecelakaan
¢  Mencegah dan mengurangi dan memadamkan kebakaran
¢  Memberi alat - alat perlindungan daripada pekerja
¢  Mencegah dan mengendalikan timbul atau penyebab luasnya suhu, kelembapan, kotoran, asap, vas, gas, hembusan angin, cuaca, atau radiasik, suara, dan getaran.
¢  Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan


KESIMPULAN DARI SEMUA INI, BAHWA K3 SEBUAH PEMBELAJARAN TENTANG PENTINGNYA KESELAMATAN DALAM AREA KERJA. TERMASUK DALAM BENGKEL ATAU LAINNYA.